Tanggal 19 Mei, tiba-tiba nama Andi Aulia menjadi selebritis dalam sekejap. Andi Aulia, Ketua BEM UI 2015 serta ketua BEM Universitas lainnya se-Indonesia telah menjawab jamuan makan malam dari Presiden Jokowi. Salah satu hasil dari jamuan makan malam itu adalah dengan membatalkan aksi pada tanggal 20 Mei karena disinyalir ada upaya untuk menurunkan Jokowi.
Kalau-kalau ada teman-teman yang lupa berikut saya capture beberapa propaganda tersebut.
Saya sendiri telah berulang kali mencoba negosiasi dengan orang-orang yang hendak turun pada 20 Mei, bukan orang-orang penting memang, hanya sekelumit dari teman-teman saya sendiri. Saya lobby via beberapa komentar di media sosial, saya buat himbauan di media sosial untuk tetap tenang, saya posting di blog saya supaya menjaga kedamaian Indonesia saat ini. Tapi entah kekuatan dari mana, ajakan untuk gerakan tersebut sudah menjadi agenda skala nasional yang digadang-gadangkan dalam beberapa bulan. Saya sendiri sempat khawatir dan berniat untuk cuti pada tanggal tersebut karena trauma pada kejadian tahun 1998.
Tapi syukurlah, ternyata aksi tersebut dibatalkan pada 19 Mei malam. BEM SI pun mengkonfirmasikan kepada masyarakat bahwa tidak ada niat dari BEM SI untuk menurunkan Jokowi, mereka hanya ingin memanfaatkan momentum kebangkitan nasional untuk ‘menekan’ Jokowi untuk memenuhi segala tuntutan dari mereka.
Lantas, akibat berita tersebut, Andi Aulia menjadi tersangka utama. Dihujat, dicaci seluruh Indonesia. FB nya laris, twitternya bahkan “katanya” sampai nomor teleponnya juga dihajar. Saya cuma bisa senyum miris, kalau memang ingin menurunkan Jokowi, kenapa tidak lakukan sendiri? Kenapa harus mengotori tangan Mahasiswa? Saya cukup kagum juga, beberapa teman yang lantang sekali untuk ikut aksi turunkan Jokowi pada 20 Mei ini pun hanya bisa menghujat sdr Andi Aulia, bukannya turun sendiri di 20 Mei itu.
Ada skenario apa?
Atau yg lebih tepat, siapa yg membuat skenario ini?
Saya ingat betul bagaimana dulu Faldo Maldini, ketua BEM UI melakukan beberapa step untuk melobby pemerintah dalam membatalkan kenaikan BBM. Faldo melakukan prosedur yang diajarkan kepada kami mahasiswa saat masih menjadi maba yaitu, PERJUANGAN TIDAK SELALU BERARTI DEMONSTRASI! Perjuangan dimulai dengan menulis surat, bila tidak ditanggapi dilakukan dengan berdialog langsung dengan pemerintah. Bila pemerintah masih bergeming, baru lah kita mencapai pada puncak perjuangan yaitu AKSI! DEMONSTRASI! Tentu masih segar ingatan kita saat itu Mahasiswa seluruh Indonesia berkumpul di parlemen, berdemo habis-habisan, bahkan kita juga disuguhkan tontonan dagelan anggota DPR kita. Prosedur yang dilakukan Faldo dan teman-teman sudah benar. Begitu juga oleh Andi Aulia.
Kebetulan Andi Aulia serta ketua BEM lainnya diterima dengan tangan terbuka. Tuntutan mereka didengarkan dan dipahami oleh Pemerintah. Jadi memang sudah sepantasnya dia menghentikan rencana aksi nya. Aksi bisa dilakukan lagi jika dalam batas waktu yang telah ditentukan Pemerintah tetap mangkir dari semua janji-janji yang telah disepakati bersama dengan BEM seluruh Indonesia.
Kita ini negara demokrasi, tapi janganlah demokrasi menjadi kebablasan seperti ini. Kita boleh kritisi pemerintah, melalui media apapun, tetapi jangan sampai sikap kritis kita berubah menjadi kebencian yang membabi buta. Saya tidak pilih Jokowi, kalau mau treasure history facebook saya bisa dilihat pilihan saya condong ke mana. Saya hanya tidak mau kita mengorbankan kedamaian yg kita miliki hanya karena nafsu kebencian semata.
Jokowi baru beberapa bulan dilantik, kebijakan yang diambil semuanya kebijakan kontroversial. Tapi kita harus belajar melihat secara komprehensif, apa yang menyebabkan beliau demikian. Kemarin saya pelajari kasus Herbalife yang profitnya turun drastis di kuartal pertama tahun ini, penyebabnya adalah penguatan nilai dolar. Jadi, hampir seluruh negara mengalami masalah ekonomi akibat penguatan nilai dolar ini. Beberapa kolega saya dari negara lain pun mengeluhkan hal yang sama. Sementara itu, untuk masalah kenaikan BBM, semua rakyat jadi susah,mau rakyat kecil, mau konglomerat. Bisa lihat sendiri pertumbuhan ekonomi kita di kuartal I hanya berkisar di angka 4%. Ketika subsidi BBM dicabut, Jokowi bilang ini untuk infrastruktur. Oleh karena itu, tunggulah 2-3 tahun lagi, dan lihat apakah ada kemajuan untuk infrastruktur kita? Jangan baru beberapa bulan menjabat, belum lihat performance nya sudah mau putus kontrak? Kalau kalian pengusaha, sudah dituntut oleh serikat pekerja itu!
Lagian, bila kemarin berhasil turunkan Jokowi, sudah kepikiran siapa penggantinya? Apakah JK? Prabowo? Pemilu Ulang?? Jujur, saya sangat penasaran sama jawaban itu. Karena jawaban itu mungkin bisa jadi kunci jawaban, siapa sebenarnya yang ada di balik rencana 20 Mei.